BRUNEI



Brunei Darussalam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Brunei Darussalam

نڬارا بروني دارالسلام (Jawi)
Negara Brunei Darussalam (Melayu)
Nation of Brunei, the Abode of Peace (Inggris)
Semboyanالدائمون المحسنون بالهدى
Sentiasa membuat kebajikan dengan petunjuk Allah
(Melayu: "Selalu berbuat baik dengan bimbingan Allah")
Lagu kebangsaan
Allah Peliharakan Sultan
(Indonesia: "Allah Memberkati Sultan")
1:05
Brunei (orthographic projection).svg
Lokasi  Brunei Darussalam  (hijau)

di ASEAN  (abu-abu tua)  –  [Legenda]

Lokasi Brunei Darussalam
Ibu kota
Bandar Seri Begawan
4°53′N 114°56′E
Bahasa resmiMelayu Tinggi/Klasik¹
Bahasa lainnya
dan dialek lokal[2][3]
Aksara resmi
Kelompok etnik 
(2016[4])
Agama
Islam Sunni
PemerintahanKesatuan islam absolut monarki konstitusional
Hassanal Bolkiah
Al-Muhtadee Billah
Abdul Aziz Juned
LegislatifMajlis Mesyuarat
مجليس مشوارت
Pembentukan
• Kerajaan Po-ni
Abad ke-7
c. 1368
abad ke-15 hingga ke-19
17 September 1888
1941 – 1945
• Kemerdekaan dari Britania Raya
1 Januari 1984
7 Januari 1984
Luas
 - Total
5,765 km2 (164)
 - Perairan (%)
8.6
Populasi
 - Perkiraan 2020
460,345[5]
76.74/km2 (134)
PDB (KKB)2018
 - Total
$35.456 miliar[6] (125)
$81,612[6] (4)
PDB (nominal)2018
 - Total
$14.695 miliar[6] (124)
$33,824[6] (29)
IPM (2019)Kenaikan 0,838[7]
sangat tinggi · 39
Mata uangDolar Brunei (B$)
(BND)
Zona waktuWaktu Standar Brunei
(UTC+8)
Lajur kemudikiri
Kode telepon+673²
Kode ISO 3166BN
Ranah Internet.bn[8]
  1. Di bawah Pasal 82: "Bahasa resmi" Konstitusi Brunei, Melayu adalah bahasa resmi.
  2. Brunei juga memakai kode area 080 dari Malaysia Timur.

Brunei Darussalam atau Brunei adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan. Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km² yang menempati pulau Kalimantan dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Tiongkok Selatan. Wilayahnya dipisahkan ke dalam negara bagian di Malaysia sarawak

Saat ini, Brunei Darussalam memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai Negara maju.[9] Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, Forbes menempatkan Kerajaan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas.[10] Selain itu, Brunei juga terkenal dengan kemakmurannya dan ketegasan dalam melaksanakan Agama Islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat. Pada tahun 2020, tercatat bahwa Brunei memiliki penduduk sebanyak 460,345 jiwa.[11]

Biologi[sunting | sunting sumber]

Silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang menuliskan Silsilah Raja-Raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Betatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan Brunei ke-19, memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807).

Brunei adalah sebuah negara tertua di antara kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Keberadaan Brunei Tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan ArabTiongkok dan tradisi lisan. Dalam catatan Sejarah Tiongkok dikenal dengan nama Po-liPo-loPoni atau Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab dikenali dengan Dzabaj atau Randj.

Catatan tradisi lisan diperoleh dari Syair Awang Semaun yang menyebutkan Brunei berasal dari perkataan baru nah yaitu setelah rombongan klan atau suku Sakai yang dipimpin Pateh Berbai pergi ke Sungai Brunei mencari tempat untuk mendirikan negeri baru. Setelah mendapatkan kawasan tersebut yang memiliki kedudukan sangat strategis yaitu diapit oleh bukit, air, mudah untuk dikenali serta untuk transportasi dan kaya ikan sebagai sumber pangan yang banyak di sungai, maka mereka pun mengucapkan perkataan baru nah yang berarti tempat itu sangat baik, berkenan dan sesuai di hati mereka untuk mendirikan negeri seperti yang mereka inginkan. Kemudian perkataan baru nah itu lama kelamaan berubah menjadi Brunei.

Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama Hindu-Buddha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu nisan P'u Kung Chih Mu, batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan batu nisan Sayid Alwi Ba-Faqih (Mufaqih) pula menggambarkan mengenai kedatangan agama Islam di Brunei yang dibawa oleh musafir, pedagang dan mubalig-mubaliq Islam, sehingga agama Islam itu berpengaruh dan mendapat tempat baik penduduk lokal maupun keluarga kerajaan Brunei.

Islam mulai berkembang dengan sangat pesat di Kesultanan Brunei sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan Brunei ke-3 pada tahun 1425 M karena sultan yang sebelumnya mengahwini puterinya dengan Syarif Ali. Sultan Syarif Ali adalah seorang Ahlul Bait dari keturunan / pancir dari Cucu Rasulullah Shalallahualaihi Wassallam yaitu Amirul Mukminin Hasan / Syaidina Hasan sebagaimana yang tercantum dalam Batu Tarsilah / prasasti dari abad ke-18 M yang terdapat di Bandar Sri Begawan, Brunei. Keturunan Sultan Syarif Ali ini kemudian juga berkembang menurunkan Sultan-Sultan di sekitar wilayah Kesultanan Brunei yaitu menurunkan Sultan-Sultan Sambas dan Sultan-Sultan Sulu.

Kata Darussalam, istilah dalam bahasa Arab untuk "tempat yang damai" atau "Rumah Keamanan", disematkan pada abad ke-15 oleh Sultan ke-3, Syarif Ali, untuk menegaskan Islam sebagai agama negara, serta untuk meningkatkan penyebarannya.[12]

Posting Komentar

0 Komentar